Dear Ibu-Ibu Host,
Membuat roti-rotian
sebenarnya bukan kesukaan saya. Apalagi semenjak tinggal di negara yang menyediakan berbagai pilihan
roti yang beragam, tentunya dengan harga yang murah. Jadi untuk apa repot-repot
bikin. Selain belum tentu selalu jadi, rasanya juga belum dijamin enak.:)
Namun jujur saja, kalau
disuruh memilih, saya lebih suka roti yang dijual di Indonesia daripada di
sini. Roti Indonesia jelas lebih lembut. Saking lembutnya, bila dimakan kadang sampai menempel di langit-langit
mulut. Bahkan suami saya menyebutnya
sebagai roti kopong alias roti bolong + berangin.
Selera suami dan anak saya
memang berbeda. Mereka berdua lebih suka roti keras bin alot seperti sendal.
Itu juga sebabnya, jika saya membuat roti ala Indonesia, pasti saya yang harus
menghabiskan sendiri.
Kenapa sekarang membuat roti lagi? Ya tentu saja karena termotivasi untuk
ikutan ajang NCC Bread Week. Ajang NCC Week terakhir yang berhubungan dengan
Rainbow, saya tak bisa berpatisipasi. Belakangan ini memang saya agak sibuk,
bahkan sampai jarang menengok milis NCC dan menulis di blog saya.
Awalnya sempat bingung juga menentukan roti apa yang akan dibuat. Kebetulan
di musim gugur ini memang sedang musim labu.
Di Supermarket sedang banyak sekali dijual labu (Kürbis) beraneka ragam
(misalnya Hokkaido, Butternuß) dan ukuran. Lagipula selama ini saya belum pernah membeli labu. ‘Repot’ adalah hal
yang terpikir setiap kali mau membelinya. Katanya harus dioven dulu
sebelum bisa dipotong dan diolah. Tapi untuk kali ini, semangat untuk
berpartisipasi benar-benar mengalahkan pikiran itu.
Resep roti labu (Kürbisbrot) saya ambil dari buku dr Oetker: Backen von
A-Z (von Aachener Printen bis Zwiebelkuchen). Di buku tersebut sebenarnya
disebutkan cara menyiapkan ‚daging’ labunya, yaitu dengan cara dipotong2, lalu
direbus dengan 2-3 sdm air, lalu dihaluskan. Berhubung saya lebih suka dengan
cara dikukus, akhirnya ya labunya saya kukus saja. Oiya, catatan lain di buku tersebut untuk resep ini
adalah harganya murah.
Hasilnya, roti yang berwarna
kuning, dengan kelembutan cukup, rasanya ya standar saja seperti roti tawar. :)
Roti Labu Kuning (Kürbisbrot)
Bahan:
500g tepung terigu protein
sedang / tinggi (tipe 550)
1 sachet ragi instan
2 sdm madu cair
3 sdm susu hangat
100ml minyak sayur
1 sdt peres garam
Cara:
- ayak tepung terigu, campur dengan ragi. Aduk rata. Masukkan madu, susu, minyak, garam dan labu kuning.
- Uleni sampai kalis. Bila menggunakan standing mixer, aduk dengan alat berbentuk kait, pada kecepatan terendah sampai tercampur rata. Tingkatkan kecepatan mixer (saya pakai speed 2), biarkan adonan teraduk selama 5 menit, sampai menjadi adonan yang kalis. Tutup adonan dengan lap, diamkan di tempat hangat sampai adonan mengembang. Di buku tidak disebutkan berapa lama, saya melakukannya selama 30 menit.
- ambil adonan, uleni sebentar, bentuk lonjong sesuai ukuran loyang (30x11 cm). Masukkan di loyang yang telah diolesi mentega/margarin. Diamkan adonan di tempat hangat, sampai adonan mengembang. Saya melakukannya selama 60 menit.
- Iris bagian permukaan tengah memanjang, sedalam 1 cm.
- Panggang dioven yang telah dipanaskan sebelumnya, selama 25-30 menit, 200 derajat Celcius sampai matang.
- Setelah matang, keluarkan dari loyang. Dinginkan di atas rak kawat.
No comments:
Post a Comment