Bonjour,
Akhirnya...saya pun ber-week-week-an di NCC :) Gegara terintimidasi buku ragi alami yang ditulis Sang Jin Ko, terwujudlah roti boy dari kurma yang terfermentasi.
Saya memilih kurma, bukan kismis atau buah lainnya, karena ingin memanfaatkan buah yang cukup lama bengong di kulkas. Setelah bingang-bingung mencari toples wadah fermentasi, ujung-ujungnya saya memperbudak dua toples milik ibu mertua plus satu jar bekas saus hoisin berukuran 250 ml.
Ya, saya bereksperimen membuat ragi alami dengan tiga perlakuan. Toples pertama, saya taruh di suhu ruang. Toples kedua, saya simpan di kotak terbuat dari styrofoam. Sementara jar kecil saya masukkan ke lunch box hasil berburu di NCC-Garage Sale :)
Proses prefermentasinya sbb:
1. Sterilisasikan toples beserta tutupnya dengan merebus mereka dalam panci bertutup selama 5 menit.
2. Diamkan toples hingga mencapai suhu ruang.
3. Masukkan 100 g potongan kurma, 250 ml air matang, 2 sdt gula pasir, dan 1/2 sdt air jeruk lemon ke dalam toples. Khusus jar kecil, saya berlakukan masing-masing setengah takar utk semua komponen.
4. Tutupi wadah namun jangan terlalu rapat agar karbondioksida yang dihasilkan dari proses fermentasi masih bisa keluar dari sela-sela tutup toples.
5. Simpan di tempat yang bersuhu stabil.
Dua puluh empat jam kemudian saya mengaduk pelan masing-masing toples dengan sendok yang sudah dibilas air matang.
Dua puluh empat jam berikutnya, sudah terlihat semua kurma mengapung di permukaan air. Melihat kondisi ini saya tidak lagi mengaduk toples. Saya perhatikan ada aktivitas makhluk hidup di dalam sana. Gelembung-gelembung udara bergerak dari dasar toples menuju permukaan air. Halus namun sangat jelas terlihat. Di beberapa sisi toples tampak gelembung udara terperangkap di sela-sela potongan kurma. Ah, dunia renik yang menakjubkan!
Hari ketiga atau 72 jam sejak aktivitas ini dimulai, saya putuskan untuk menghentikan fermentasi. Mengapa? Karena semua kurma telah mengapung dengan banyak gelembung udara. Sang Jin bilang, jangan terlalu berpatokan pada waktu fermentasi seperti di buku. Kondisi lapangan juga bahan yang digunakan sangat menentukan lama tidaknya proses fermentasi.
Air ragi pun saya dapat setelah menyaring isi masing-masing toples. Saya catat kondisi tiap perlakuan, termasuk waktu memulai tahap selanjutnya yaitu membuat ragi biang. Ragi biang I saya buat dengan mencampurkan 100 g air ragi, 100 g terigu protein tinggi, dan 2 g garam. Setelah ditutup dengan plastic wrap, saya biarkan di suhu ruang. Dua puluh empat jam kemudian, volume adonan terlihat lebih besar dua kali lipat.
Sekarang waktunya membuat ragi biang II. Cara saya sedikit berbeda dengan Sang Jin Ko. Perbandingannya sama hanya volumenya berbeda. Ragi biang I di tiap toples saya buat semua menjadi ragi biang II. Tutup lagi dengan plastic wrap, diamkan hingga 12-18 jam.
Di bukunya, Sang Jin Ko bilang hasil fermentasi tahapan ini sudah bisa digunakan untuk membuat roti. Saya coba gunakan untuk membuat pao isi cokelat. Resepnya ngarang sendiri :) Dengan mengingat-ingat pembuatan pao dengan ragi instan, saya coba terapkan proses tersebut pada pao dengan ragi alami. Oya, adonan biang yang saya gunakan untuk membuat pao berasal dari air ragi dalam jar kecil.
Seharian membuat pao berbentuk bunga, ternyata hasilnya tidak seperti yang saya harapkan. Adonan yang sudah dibentuk tidak mengembang layaknya adonan pao yang saya buat dengan ragi instan. Ibarat adonan kue, saya sudah menduga hasilnya akan bantet. Tapi rasa penasaran terus memburu kepala. Saya kukus 9 buah pao dan cicipi setelah saya anggap matang. Ternyata oh ternyata...pao isi cokelat itu terasa asam!
Rasa asamnya memang tidak seperti asam makanan basi. Samar saja tapi tetap terasa di lidah saya. Saya buka lagi buku Sang Jin Ko. Dia hanya bilang, bila ragi terasa sangat asam, sebaiknya dibuang. Agak subyektif bahasanya karena definisi asam buat masing-masing orang akan sangat berbeda. Browsing sana-sini, tanya sama Papa Mertua yang lulusan Biologi ITB, alhamdulillah...rasa asam itu kemungkinan besar berasal dari bakteri Acetobacter yang lazim menghasilkan asam cuka. Jadi, tidak berbahaya ya!
Kenapa saya gak buang aja semua pao dan adonan biang yang masih ada? Pertama, di luar dugaan, anak saya doyan sekali pao yang terasa sedikit asam itu. Dengan jawaban mertua, saya menjadi lebih tenang. Anak saya tidak keracunan makanan yang dibuat emaknya :) Kedua, mengenai adonan biang yang masih tersisa itu, saya masih sangat penasaran. Saya cicipi air ragi yang baru keluar kulkas. Wanginya seperti tape, tidak berbau busuk. Rasanya manis dan memang samar-samar terasa asam.
Saya putuskan membuat adonan biang tahap III sama persis seperti yang tertulis di buku Sang Jin Ko. Kali ini saya gunakan air ragi dari toples yang berada di suhu ruang. Setelah beberapa jam berlalu, saya lihat volumenya tidak banyak berubah. Akhirnya saya buat adonan biang tahap IV. Caranya, dari adonan biang III, saya ambil 50 g lalu dicampurkan dengan 50 ml air ragi dan 50 g terigu protein tinggi. Tidak saya tambahkan garam supaya aktivitas kapang tidak terhambat.
Alhamdulillah, enam jam kemudian volume adonan biang IV ini mengembang dengan pesat. Segera saja saya tambahkan bahan-bahan lain untuk dijadikan roti moka alias Roti Boy :) Oya, kesimpulan sementara saya, adonan biang II kurang powerful. Setelah ditambahkan air ragi, barulah adonan biang saya bertambah volumenya seusai proses fermentasi.
Bersumber dari resep Roti Moka di buku Sang Jin Ko, resep berikut sudah saya sesuaikan dengan bahan-bahan yang digunakan kemarin.
Bahan roti: (untuk 15 buah):
300 g tepung terigu protein tinggi
150 g ragi biang tahap IV
36 g gula pasir
6 g garam (aku gak pakai garam)
36 g telur (dipecahkan di wadah lain, kocok, baru ditimbang sesuai resep)
42 g margarin
132 ml susu UHT (aslinya: 50 ml susu, 60 ml air)
Isian:
Butter beku (di buku tertulis margarin)
Bahan topping:
120 g gula bubuk
120 g margarin
96 g telur (aku bulatkan menjadi dua buah telur ukuran kecil, kira-kira 100 g)
1 bungkus (20 g) kopi instan (aku pakai Alicafe)
1 sdt pasta moka
120 g tepung terigu protein rendah, ayak
Cara membuat roti:
1. Campur adonan biang, terigu, gula pasir, dan telur. Tambahkan susu sedikit demi sedikit, uleni hingga tidak lengket di tangan. Masukkan margarin, uleni lagi sampai kalis elastis.
2. Bagi dan timbang adonan, masing-masing dengan berat 50 g. Letakkan di atas loyang, diamkan selama 30 menit pada suhu ruang.
3. Pipihkan adonan, isi dengan butter beku. (Saya isi masing-masing adonan dengan 10 g butter.)
4. Bulatkan adonan hingga isian tertutup, usahakan lipatan terletak di bawah. Letakkan lagi di atas loyang dengan jarak sekitar 3-4 cm. Biarkan mengembang dua kali lipat, sekitar 90-120 menit pada suhu ruang.
5. Ambil bahan topping, masukkan ke dalam plastik segitiga. Gunting sedikit ujung plastik. Semprotkan melingkar seperti obat nyamuk, mulai dari tengah adonan memutar ke arah luar.
6. Panggang adonan dengan suhu 170-180 derajat Celcius selama 20-30 menit atau hingga matang menurut oven masing-masing. (Saya menggunakan oven listrik yang panasnya kurang joss dibandingkan otang kesayangan :))
Cara membuat topping:
Kocok margarin dan gula halus hingga merata. Masukkan telur sedikit demi sedikit. Tambahkan kopi instan dan pasta moka. Masukkan terigu. Aduk hingga tercampur rata.
Hasilnya menurut saya kurang manis dibandingkan Roti Boy. Tapi buat keluarga suami yang memang kurang suka rasa manis, roti moka dengan ragi alami ini sungguh pas di lidah. Rotinya empuk dan tidak tercium bau ragi sama sekali seperti halnya bau yang ditimbulkan ragi instan. Rasa asam yang saya khawatirkan ternyata tidak ada sama sekali.
Alhamdulillah, sepupu-sepupu suami yang ikut makan juga bilang enak :) Sisa empat buah roti dibawa pulang oleh mereka. Laris manis tanjung kimpul!
Showing posts with label ragi alami. Show all posts
Showing posts with label ragi alami. Show all posts
Friday, December 7, 2012
Thursday, December 6, 2012
Roti Strawbery Ragi Alami by Mei Djeng Kamto
Apa kabar Ibu – ibu peri roti yang baik hati ?
Kali ini saya kirimkan roti strawbery (ngomongnya yang medok yaaa...he he ala bule ..atau Chincya Lawra)
Roti ini pakai resep ragi alami yang ada didalam buku Sangjin Ko, kali ini saya mencoba buah strawbery sebagai bahan ragi nya.
Ragi nya saya buat dihari Selasa siang, dan saya buat roti nya dihari Jumat siang he he dan baru sempat dilaporkan hari ini : )
Lagi lagi berangkat dari rasa penasaran yang melanda...he he mari kita coba yaaa :
Ini dia resep dan cara pembuatan ragi nya (dari resep Sangjin Ko yang telah dikutak katik) :
100 gram strawbery
250 mL air
2 sendok teh madu
Masukkan semua bahan diatas kedalam toples (saya pakai toples bekas kopi instant) yang telah saya cuci bersih (lepas lapisan plastik pada tutupnya) dan saya masukkan kedalam air mendidih, rebus dengan api kecil kira kira 5 menit). Masukkan toples kedalam ice box yang terbuat dari foam sheet , menurut buku agar suhunya stabil
Dari hari Selasa hingga Jumat he he saya bersabar menunggu, baru Jumat siangnya saya mulai membuat adonan biang dengan ragi strawbery ini ....sekali lagi caranya coba coba karena penasaran .
Begini resep dan cara pembuatan biangnya
125 gram ragi alami strawbery (saya ambil air nya saja dan saya timbang)
125 gram terigu protein tinggi
Campurkan semua bahan ini dengan spatula, dan biarkan dibaskom tertutup kira kira 3 jam
Bahan isian :
Selai strawbery 100 gram
Bahan Roti nya :
Mentega/butter 40 gram
Gula 30 gram
Garam ¼ sdt
Kuning telur 2 buah
Terigu kurang lebih 150 gram
Cara pembuatan :
- Uleni dengan tangan semua bahan roti dengan tangan hingga rata (kecuali terigu)
- Campurkan semua bahan roti yang telah diuleni (kecuali terigu) dengan bahan biang, uleni lagi
- Masukkan terigu sedikit sedikit hingga adonan kalis
- Bulatkan adonan, dan biarkan mengembang beberapa saat (kurang lebih 20 menit)
- Buang gas adonan dengan menggunakan rolling kayu, serta bagi menjadi 8 bagian (kira kira masing masing sekitar 50 gram)
- Isi dengan selai strawbery masing masing bagian, bentuk lonjong dan kerat bagian atasnya dengan pisau/pizza cutter , kemudian tata diatas loyang yang telah dipoles
- Biarkan mengembang beberapa saat (kurang lebih 20 menit)
- Oven dengan suhu kurang lebih 190 – 200 derajad celcius hingga matang
Roti strawbery dengan ragi alami ini, rasanya enak , rotinya mengembang.......tapiii menurut saya mengembangnya tidak maksimal serta teksturnya kurang lembut he he ...
Apa memang begini ataukah ada yang kurang betul pada sesi pembuatannya? Atau selai strawbery buatan toko yang terlalu encer berpengaruh kepada tekstur roti nya ...... he heh hanya Tuhan yang tahu, semoga ada Suhu yang berbaik hati dan menularkan ilmunya dengan bahasa yang sederhana seta mudah dipahami tentang pembuatan roti dengan ragi alami ini
Salam Penasaran Roti Ragi Alami
Mei Djeng Kamto - (Kediri)
Wednesday, November 28, 2012
Krachel & Multigrain Bread dengan Ragi Alami by Ningsih
Halo ibu-ibu NCC yang cantik-cantik, senang sekali bisa
ikutan acara week-week-an NCC. Ngaku nih yaa, ini baru kali pertama saya ikutan
bikin laporan. Karena sekarang temanya Roti, saya niat-niatin harus bisa
ikutan.
Pengalaman pertama kali saya bikin roti manis rasanya
senang banget dengan hasilnya yang menul-menul menawan hati. Biasanya kan kalau
makan roti yang beli-beli itu udah nggak hangat, nah kalau bakar sendiri…masih
ngepul-ngepul kita ‘potek’, langsung masuk mulut fuiii …nikmatnya.
Dengan proses pembuatan roti yang paaanjaangg dan
laaamaaa … rasanya nggak rela harus dijual seharga roti bakery sekalipun.
Apalagi kalau dibandingkan dengan tukang roti pagi hari yang lewat depan rumah.
Satu bungkus roti tawar harganya Rp 7.000 !! …Oh no !
Perihal Bread Week ini sempat sedikit terlupakan karena
saya dan keluarga pulang kampung ke Makassar waktu libur Tahun Baru Hijriah
minggu lalu. Tapi selalu ada kebetulan dalam hidup kita. Sembari tunggu adik
ipar yang janjian di Gramedia Mall Ratu Indah, saya lihat-lihat buku masakan.
Ada satu buku yang narik-narik mata saya supaya dilihat, yang cocok banget
dengan tema NCC week kali ini, yaitu Roti Sehat & Lezat dengan Ragi Alami
[ISBN 979-775-164-3]karangan Sangjin Ko, yang ternyata lahirnyapun baru-baru
ini. Maksudnya Sanjin Ko itu baru lahir tahun 1990 !! Tahun saya lulus kuliah
…huaaa …. Eh udah lama yaa .. 22 tahun ! Baru 22 tahun umurnya !!
Di buku sedikit disinggung tentang drama Bread Love and
Dream yang menginspirasi orang Korea akan ragi alami. Wah maaf saya agak
ketinggalan jaman kalau masalah sinetron. Saya nggak pernah nonton nih
drama-drama Korea. Meski nggak nonton filmnya, saya bulatkan tekad kalau balik
ke Jakarta segera eksekusi apa yang dijelaskan di buku.
Untungnya, dengan sumber yang sama Mbak Diana Cahya sudah
menuliskan perihal ragi alami. Sehingga jika ada catatan saya yang terlewat
bisa diakomodasi oleh tulisan Mbak Diana. Mudah-mudahan laporan saya ini bisa
menjadi pelangkap dan pemicu semangat ibu-ibu untuk buat roti dengan ragi
alami.
Tadinya saya agak bingung dengan penjelasan di buku.
Setelah dibolak-balik diputar-putar, dibaca dari awal skip tengah baca akhir,
baca tengahnya aja, baca resepnya aja, akhirnya baca dari halaman 1 sampai 100
tanpa di-skip skip biar nggak ada yang terlewat, saya beranikan diri
mempraktekkan. Emmmm maap ya ibu-ibu kalau cara baca buku saya rada aneh.
Kadang-kadang saya suka baca bagian akhirnya dulu … hayo siapa yang punya
kebiasaan sama kayak saya ini … he he !
Kesimpulan setelah baca buku… eh kok udah kesimpulan
aja…, ok begini, tahapan pembuatan roti dengan ragi alami ada 3 tahap , yaitu :
A. Buat ragi alami dari buah-buahan (bisa pisang, apel,
kismis, tape, kurma dll)
B. Buat biang ragi
C. Buat rotinya
Penjelasannya seperti ini yaa :
A. Pembuatan ragi alami
Berhubung di rumah adanya kurma, jadi saya buat ragi
alaminya dari kurma. Sebelum buat ragi, kita harus mensterilkan toples yang
akan dipakai. Toples yang dipakai ukuran 500 ml. Cara mensterilkan toples
adalah dengan merebus toples. Saat air mendidih, tutup panci selama 5 menit.
Setelah itu toples didinginkan.
Untuk ragi alami kurma bahan yang diperlukan adalah :
Kurma 100 gr, air 250 ml, 1-2 sdt madu atau gula. Kurma
merupakan bahan yang baik untuk membuat ragi karena mengandung kadar gula yang
tinggi, namun terkadang dapat terkontaminasi jika tingkat keasamannya kurang.
Untuk itu saya peraskan 1 buah jeruk nipis untuk meningkatkan kadar keasaman.
Cara pembuatannya :
1. Bahan-bahan dimasukkan ke dalam toples. Jangan terlalu
rapat menutup toples supaya tekanan gas di dalam toples tidak terlalu tinggi.
Letakkan toples di suhu ruang (25-27 derajat celcius)
2. Aduk sekali-kali. Kalau saya aduknya ketika pulang
kantor , malam-malam saja.
3. Fermentasikan selama 4 – 6 hari. Kalau kita buka
toplesnya, hirup aromanya, yang muncul adalah aroma harum, seperti aroma tape.
4. Yang diambil untuk pembuatan roti adalah cairan
fermentasi, jadi kita saring airnya untuk kemudian akan dijadikan bahan
pembuatan biang ragi.
B. Biang Ragi
Ragi A (hari pertama)
Bahan 100 ml cairan ragi, 100 gr terigu
Cara : campur 100 gr tepung terigu dengan 100 ml cairan
ragi di dalam toples atau wadah plastik. Tutup dan diamkan selama 18 – 24 jam
dalam suhu ruang.
Dari cairan ragi kurma yang saya buat bisa menghasilkan 2
adonan biang ragi A. Saya buat dalam 2 tempat terpisah.
Ragi B (hari kedua)
Bahan 100 gr ragi A, 100 ml air, 100 gr terigu, 2 g garam
Campur semua bahan dan didiamkan selama 12 jam sehingga
mengembang dua kali lipat. Pada tahapan ini sudah bisa untuk membuat roti.
Untuk ragi C dapat dibuat dengan komposisi yang sama.
Dari biang ragi B itulah saya membuat roti. Kalau lebih
sabar lagi, kita bisa buat ragi C dan seterusnya.
C. Buat Rotinya
Di buku Roti Sehat dan Lezat ini dilengkapi dengan resep-resep.
Ada dua resep yang langsung saya buat yaitu Krachel dan Roti Multi Grain,
dengan modifikasi sesuai bahan yang ada di rumah.
Krachel merupakan roti khas Maroko. Biasanya untuk
sarapan, dimakan bersama dengan teh. Tapi ternyata di resep menggunakan adas
manis dan taburan biji wijen putih. Karena nggak ada di rumah, adas saya skip
dan untuk olesan saya ganti dengan taburan gula palem dan cinnamon.
Bahan pembuatan Krachel :
250 gr tepung terigu protein tinggi
125 gr ragi biang
40 gr gula
5 gr garam
1 butir telur
40 gr margarin
50 ml susu
60 ml air
2 sdt biji wijen (saya tidak pakai)
2 sdt adas manis (saya tidak pakai)
Olesan / taburan :
kuning telur + susu cair 1 sendok makan , dicampur rata
gula palem + cinnamon bubuk
Cara pembuatan :
1. Masukkan terigu, gula, daram dan ragi biang ke dalam
wadah. Kocok telur, air dan susu. Tuang campuran cairan ke dampuran tepung.
Aduk rata. Pada kondisi ini adonan sangat lengket.
2. Campur adonan dengan margarin, uleni hingga kalis.
Untuk membantu supaya tangan nggak lengket-lengket sama adonan, taburi wadah
dengan terigu sesekali.
3. Jika sudah kalis, letakkan dalam mangkuk dan tutup
dengan plastik sehingga mengembang 2 kali lebih besar . Kira-kira 2 – 3 jam.
pada suhu ruang.
4. Potong adonan masing-masing 30 gr, bentuk bulat. Lalu
biarkan mengembang hingga 2 kali lebih besar selama 90 – 120 menit.
5. Oleskan bulatan adonan dengan bahan pengoles, taburi
gula palem dan cinnamon bubuk.
6. Panggang selama 10 – 15 menit pada suhu 200 derajat
celcius.
Saya agak khawatir karena pada langkah 3 saya ketiduran,
sodara-sodara ! Haduuhh maksudnya mau bangun malam-malam malah kebablasan
sampai subuh. Jadi waktu proofing-nya molor sampai 6 jam ! Tapi setelah saya
cium tidak bau ragi seperti kalau kita buat pakai ragi instan.
Kalau mau ngaku Krachel, ini Krachel-krachel-an yaaa
karena bahannya ada yang saya skip dan ganti. Yang pasti, saya terkagum-kagum
dengan hasilnya. Haiyaaa ternyata bisa juga saya buat roti yang begitu alami
dengan hasil yang sangat memuaskan.
Sedangkan bahan untuk roti multigrain tidak beda jauh
dengan pembuatan krachel, hanya sedikit modifikasi sotoy dari saya. Roti
multigrain dan krachel saya buat paralel. Jadi setelah krachel kalis dan dalam
proses proofing, saya membuat adonan roti multigrain.
Kelihatannya sok kuat banget ya, ngulenin roti paralel
begitu. Ini mungkin karena awal-awal bikin roti atau donat pakai resep terigu
500 gram, jadi pas dapat resep yang 250 gram kelihatannya gampil … ha ha …
Sesungguhnya memang saya akui bahwa nguleni roti dengan
resep yang ada di buku ini tidak perlu mengeluarkan tenaga Samson, cukup tenaga
Putri Salju
Pada awalnya memang
adonan begitu lengket, tapi setelah sedikit-sedikit ditaburi terigu, adonan
akan cepat kalisnya.

Ini bahan-bahan untuk membuat roti multigrain
200 gr tepung terigu protein tinggi
50 gr multigrain mix (saya pakai campuran pumpkin seed
dan sun flower seed)
100 gram ragi biang
2 gr garam
25 gram gula jawa dipotong kecil-kecil
10 gram wheat brand (saya ganti 10 gram terigu protein
tinggi)
30 gr margarin
125 ml air
Cara pembuatan
1. Campur biang ragi, gula jawa, dan air dalam mangkuk.
Tambahkan garam, tepung terigu, biji-bijian. Campur hingga rata.
2. Tambahkan margarin, uleni hingga kalis dan elastis.
3. Olesin mangkuk dengan minyak, letakkan adonan dalam
mangkuk dan ditutup plastik. Diamkan hingga mengembang 2 – 3 jam. (saya lupa
olesi mangkuk dan adonan ‘terabaikan’ selama 6 jam !).
4. Bagi adonan menjadi lima bagian. Basahi bagian atas
dengan air, lalu taburi sisa pumpkin seed dan sun flower seed.
5. Tutup dengan plastik, diamkan selama 120 menit agar
roti mengembang.
6. Buat irisan di atas roti, lalu panggang di suhu 190
derajat celcius selama 30 menit hingga bagian atas roti berwarna kecoklatan.
Ini hasilnya :
Berhubung hanya boleh menyertakan 1 gambar saja, untuk
gambar-gambar yang lain bisa dilihat di http://kokifrustasi.wordpress.com/2012/11/27/krachel-dengan-ragi-alami/
Tuesday, November 27, 2012
Roti Manis Ragi Pisang Alami by Mei Djeng Kamto
Ibu Host yang cantik cantik dan manis semanis roti rotinyaaaa...dan teman teman NCCers yang bersemangattt
Yuhuuuuu.....am coming :))
Siang ini saya riang gembira sekaliii, Alhamdulillah . Berawal dari penasaran jiwa petualang yang tak kunjung padam hi hi mulai lebayy..
Gara gara pinginnnn sekali membuat roti dengan ragi alami seperti yang ada di dalam buku Sangjin Ko (nulisnya yang bener gini yach ??), dan baru kesampaian hari ini.
Tanpa bermaksud promosi, buku ini idenya menarik sekali namun sayangnya bahasanya cukup mbulet (sulit) untuk saya fahami.
Setelah membaca berulang ulang kali, ketambahan baca email yang berseliweran di milist tentang ragi alami dari buah buahan ini....akhirnya rasa penasaran saya tak terbendung lagi.
Hari Minggu lalu (25/11/2012) kebetulan stok pisang kepok masih ada di dapur. Pisang ini he he saya yakini organik , karena ditanam dipekarangan dibelakang rumah yang kira kira dari 4 generasi yang lalu belum pernah dijadikan lahan persawahan dan hampir bisa dipastikan belum pernah ada pupuk/pestisida buatan pabrik yang nyasar dikebun ini. Dari resep ragi Sangjin Ko, saya akhirnya buat ragi berbahan pisang, begini resepnya (saya nggak nurut resep persis yaa hik hik :( karena gak ngerti ngerti) :
Ragi Pisang (Dibuat hari Minggu 25/11/2012 - kira kira jam 10 pagi)
Pisang kepok matang 100 gram - potong
Air Aqua 250 mL
Madu 2 sendok teh
Semua bahan diatas saya masukkan kedalam gelas besar (gelas teh biasa yang telah distrerilkan), dan saya tutup pake tutup gelas. Cara sterilisiasi saya merebus gelas dan tutup dalam air yang mendidih selama kurang lebih 5 menit.
Hari Senin sudah mulai muncul gelembung udara menandakan proses fermentasi mulai berjalan (saya aduk pelan dengan sendok alumunium Senin sore nya)
Dan tadi pagi Selasa (27/11/2012) kira kira jam 7 pagi saya lihat pisang semuanya sudah mengambang diatas
Karena saya sudah tidak sabar he he he....saya putuskan untuk membuat roti dengan ragi pisang ini...hi hih...sluman slumun slamettttt semoga saya nggak keracunan yaaaaaach...
Pembuatan Biang Roti
Setelah 3 jam saya siapkan Bahan ke II:
Bahan ke II :
Terigu protein tinggi kurang lebih 450 gram (tergantung cuaca)
Garam ¼ sendok teh
2 Kuning telur (ukuran besar)
Mentega/butter 50 gram
Gula pasir 50 gram
Cara Pembuatan :
- Uleni semua bahan II dengan tangan dan campurkan kedalam bahan I (bahan biang) yang telah disiapkan sebelumnya
- Aduk semua hingga rata dan taburi terigu sedikit demi sedikit hingga kalis (diatas meja/marmer) - dengan menggunakan LG (lengan guedhue) atau dengan tangan maksudnya
- Bulatkan adonan menyerupai kubah besar letakkan diatas loyang, dan biarkan mengembang beberapa saat (sekitar 30 menit)
- Kempiskan adonan dengan menggunakan rolling kayu
- Bagi adonan menjadi beberapa bagian (sekitar 4 bagian)
- Tata rapi adonan didalam loyang roti tawar
- Biarkan beberapa saat (sekitar 30 menit)
- Oven dengan suhu sekitar 190 - 200 derajad celcius , hingga matang
Byuhhhhh suenengggg sekali rasanya saya melihat roti alami buatan saya yang mengembang. Diawal pembuatan sempat diketawain sama misan saya ...he he gara gara dianggap gak waras buat ragi dari pisang....Hi hi hi makanya setelah jadi, roti ini saya persembahkan untuk Ibu saya he hehe sebagai bukti bahwa saya masih waras hi hihi.
Dari pengalaman diatas menurut saya , roti yang terbuat dari ragi buah buatan sendiri...rasanya lebih lembut ditangan ketika diuleni (dan setelah mengembang), dan hasil jadi nya rasanya fresh...enak, teksturnya (menurut saya) lebih padat/berat dibandingkan roti yang menggunakan ragi instant...jadi kita makan sedikit saja sudah kenyanggg.
Semoga ini menjadi inspirasi bagi teman teman NCCers yang ingiiin sekali membuat roti dengan ragi alami...jangan bingung. Gunakan alat yang kita miliki...gak usah repot nyari toples atau alat alat baru yachh he hehe, yang penting bersih dan steril insyaAllah roti nya jadi....So tunggu apa lagiiii..... buruannnnn ke dapur yaach ...buat bikin roti alami dan sehat
PS : Sampai saat mengetik ini Alhamdulillah saya masih hidup hi hi...berarti saya nggak keracunan dengan si ragi pisang didalam roti saya :) :)
Salam Roti Ragi Alami
Mei Djeng Kamto (Kediri)
ROTI SOBORO dengan Ragi Alami by Diana Cahya
Hai para peri roti,
Berasa lama nih belum setor lagi hasil karya roti
ke NCCBW,
dan ini adalah laporan ke-2 , bukan karena malas loh, ada alasannya,
yang
pertama karena banyaknya kegiatan yang terbengkalai *halah gaya*, terus
yang
kedua ini lebih penting banget karena aku ingin mempersembahkan sesuatu
yang beda untuk NCCBW , yap aku sedang bereksperimen dengan RAGI
ALAMI dan prosesnya memakan waktu 8 hari *phew…usap peluh*.
Sejujurnya harus berterima kasih kepada NCCBW, kalau ga ada
acara Bread Week ini, ga bakal deh kayaknya terlaksana eksperimen ini,
mualesnya itu loh yang bener2 ga bisa ditoleran, dulu juga gitu, bikin rainbow2
ya karena NCCRW benernya, ga nyangka dapet juara 2 pdhal sebelumnya amit2 mau
buat rainbow2 malesss….huahuahuahauhua narsis dikit yak…. *bangga karena NCC*
:)
Akhirnya kali ini buku yang sudah kubeli lama sebelum NCCBW,
aku cari2 dan akhirnya ketemu, udah agak lusuh lama di pojokan rak, tidak
terjamah… Iyap, buku “RAHASIA MEMBUAT ROTI SEHAT DAN LEZAT dengan RAGI ALAMI by
Sangjin Ko (Baker termuda di Korea nih)”. Sekilas aku buka2 lagi itu buku, tapi
kalau diamat2i emang tidak begitu jelas, banyak yang kurang detil. Karena ini
pengalaman pertamaku membuat ragi alami, maka aku gunakan fasilitas internet
untuk mencari2 informasi tentang ragi alami ini. Kebetulan aku belum menemukan
versi Indonesia, kebanyakan yang sudah mencoba membuat ragi alami adalah orang2
di luar Indonesia. Berbekal secarik kertas, pena, aku corat coret dan rangkum
semua pengalaman orang yang sudah pernah membuat ragi alami ini, karena aku
orangnya ga suka asal2an dalam bereksperimen, ntar sayang dong udah nunggu 8
hari, eh ada kesalahan, gagal deh, kan buang waktu. Akhirnya kutulis kesimpulan
di secarik kertas tersebut, dan aku lakukan, mulai tanggal 15 November 2012
sampai 23 November 2012 pk.03.00 dini hari, sehinggal hari ini tgl 24 November
2012 aku bisa mensosialisasikan hasil eksperimenku *yeay* .. Indahnya berbagi…
Langsung aja yuk kita simak dulu pembuatan RAGI ALAMI
sebelum memulai membuat rotinya, karena bahan ragi alami ini sangat menentukan
hasil akhir sebuah roti.
Ragi Alami bisa dibuat dari berbagai macam buah misalnya :
Kismis, Apel, Anggur, Manggis, Jambu Biji, Jeruk, Kurma, Pisang, Tomat, Stroberi,
Tape, dsb. Kali ini aku akan bereksperimen menggunakan “kismis” karena selain
mudah didapat, kismis memiliki kemampuan fermentasi yang kuar, serta tidak
mudah terkontaminasi dibandingkan bahan2 lainnya.
RESEP RAGI ALAMI dari KISMIS
Bahan-bahan :
- Kismis 100 gr
- Air 250 ml
- 1-2 sdt madu / gula
- Toples kaca steril (caranya mensterilkan : cuci bersih
dengan sabun, rebus di dalam air mendidih selama 5 menit.
Cara membuat :
- Campur semua bahan ke dalam Toples kaca yang sudah
disterilkan
- Aduk perlahan sehari sekali , apabila fermentasi sudah
dimulai jangan diaduk lagi, karena akan membuat ragi lebih asam.
- Fermentasi akan terjadi setelah 4-6 hari pada suhu ruang,
lebih baik simpan ragi di dalam kotak sterofoam sehingga suhunya lebih stabil.
- Ragi kismis sudah bisa dijadikan ragi biang apabila semua
kismis sudah mengapung ke permukaan dan ada banyak gelembung udara.
- Saring kismis yang telah terfermentasi , ambil cairannya.
- Ragi yang baik memiliki banyak gelembung udara dan terdengar
suara dari gelembung2 udara tersebut saat tutup toples dibuka. Aroma ragi akan
seperti tape segar dan manis, terlihat koloni mikroorganisme berwarna putih di
dasar toples, cairan ragi berasa tidak terlalu asam.
- Setelah proses ini selesai, saatnya kita membuat RAGI
BIANG agar didapat ragi yang alami, lebih kuat dan lebih murni. Caranya gampang
banget kok tinggal menambahkan air, tepung dan garam beberapa kali. Yuk disimak
cara buat Ragi Biang-nya :)
RAGI BIANG :
RAGI A (hari ke 1)
Bahan :
- 100 ml cairan ragi alami dari kismis (resep di atas tadi
yah)
- 100 gr tepung terigu (aku pakai protein tinggi)
Campur semua bahan di atas, lalu tutup dan diamkan selama
18-24 jam pada suhu ruang. Setelah adonan Ragi A mengembang 2x lipat, maka kita
bisa lanjut ke tahap berikutnya, yaitu membuat RAGI B.
RAGI B (hari ke 2)
Bahan :
- 100 gr Ragi A
- 100 ml air
- 100 gr tepung terigu(aku pakai protein tinggi)
- 2 gr garam (1/2 sdt garam)
Campur semua bahan di atas, lalu tutup dan diamkan selama 12
jam pada suhu ruang. Setelah adonan Ragi B mengembang 2x lipat, maka kita bisa
lanjut ke tahap berikutnya, yaitu membuat RAGI C.
Oh ya pada tahap RAGI B ini, sebetulnya sudah bisa kok
dijadikan RAGI BIANG untuk pembuatan roti, tapi aku orangnya suka bikin yang
sempurna, maka aku berlanjut membuat RAGI C.
RAGI C
Bahan :
- 100 gr Ragi B
- 100 ml air
- 100 gr tepung terigu(aku pakai protein tinggi)
- 2 gr garam (1/2 sdt garam)
Campur semua bahan di atas, lalu tutup dan diamkan selama
6-8 jam pada suhu ruang. Setelah adonan Ragi C mengembang 2x lipat, maka Ragi C
sudah siap digunakan. Ragi C ini lebih aktif daripada ragi B.
Note :
- Ragi biang ini bisa disimpan di lemari es selama 1 minggu.
- Lama fermentasi tergantung suhu dan banyak faktor lain.
Jika adonan sudah mengembang 2x dari ukuran semula dan terdapat gelembung udara
berarti adonan telah terfermentasi.
Sekilas membaca resep pembuatan ragi, mungkin berasa malas
ya untuk membuatnya, padahal gampang dan asik loh… Aku juga sudah memotret tiap
hari perkembangan ragi-ku, maap kalau fotonya kurang maksimal, maklum foto dari
HP dan cepat2 karena kesibukan yang melandaku akhir2 ini hiks….
Kalau mau liat step by stepnya secara visual (gambar) ,
silakan klik link di bawah ini ya, sepertinya lebih simple dan lebih dimengerti
kalau dengan petunjuk gambar.
Step by step pembuatan Ragi Alami bisa dilihat di sini ya : http://www.dianacahya.com/ 2012/11/24/roti-soboro-%EC%86% 8C%EB%B3%B4%EB%A1%9C%EB%B9%B5/
Sekarang saatnya membuat rotinya, bagian ini bener2 membuat
aku ingin tau, bagaimana nanti rasanya, aromanya, teksturnya, dan ternyata
uenakkkk, original banget rasanya, ga ada bau2an obat roti, jadi membayangkan
hidup jauh dari kemodernisasian, ternyata enak dan sehat juga ya makan roti
dengan ragi alami. Yuk yuk disimak resepnya, beneran rasanya baru banget buat
aku, dan itu enak…original roti :)
Kali ini saya mengangkat resep Soboro Ppang (roti Soboro) ,
yaitu roti manis yang terkenal di Korea. Arti dari “Soboro” adalah jelek,
dinamakan demikian karena tampilan roti ini jelek, beda dengan roti lainnya. Ayooo
sapa yang sering nonton film korea, pasti mengenal roti ini deh. Roti ini sudah
kuno banget, dari jaman dulu sudah ada dan tetap dilestarikan resepnya sampai
sekarang, walau tidak semua bakery menggunakan ragi alami seperti yang aku buat
di bawah ini. Disimak yuk…
Roti Soboro
Bahan :
- 250 gr tepung terigu protein tinggi
- 125 gr ragi biang (RAGI C)
- 35 gr gula
- 5 gr garam
- ½ butir telur
- 35 gr margarine
- 50 ml susu
- 60 ml air
Topping :
- 25 gr margarine
- 75 gr gula pasir
- ½ butir telur
- 120 gr tepung protein sedang
- 1 gr garam
- 15 gr selai kacang crunchy (yang masih ada potongan
kacangnya)
Untuk membuat topping, campur margarine, selai kacang dan
gula, kocok dengan mikser sampai pucat dan mengembang, tambahkan telur, jika
sudah berbentuk krim tambahkan garam dan tepung terigu sambil di ayak.
Sisihkan.
Cara membuat rotinya :
Campur tepung terigu, ragi biang, gula, telur, garam, susu
dan air, uleni sampai setengah kalis, tambahkan margarine, uleni lagi sampai
kalis.
Setelah kalis bulatkan adonan, dan diamkan selama 2 jam atau
sampai adonan mengembang 2x , tutup dengan plastik.
Setelah adonan mengembang 2x, timbang adonan dengan berat 50
gr, bulatkan, lalu sisihkan, tutup dengan plastik selama 30 menit di suhu
ruang.
Ambil adonan, celupkan permukaan pada air, lalu tekan ke
adonan toping, sehingga topping menempel di permukaan roti. Tujuan dicelupkan
air adalah agar toping lengket di adonan roti.
Letakkan di atas loyang yang sudah dioles margarine atau
loyang yang sudah dialasi silpat, tutup dengan plastik, diamkan 90 menit di
suhu ruang.
Panaskan oven hingga 220 derajat celcius, panggang adonan
sampai matang sempurna.
Mudah banget kan? Oh iya aku ngulennya pake LG alias Lengan
Gue dan Oven Tangkring kok hehehe..... adonan cuman dikit kok, entennnnggg banting2 adonan ada seninya
loh, sekalian olah raga hehehehe... Jadi ga ada alasan untuk ga buat roti sendiri di rumah kan ;)
Rasakan kemewahan aroma dan texturnya, merasa sangat tidak
rugi melakukan eksperimen ini, selain roti sehat yang aku dapat, juga rasa yang
original di lidahku menjadikan pengalaman baru dalam konsumsi roti sehat.
Oh ya roti soboro ini enak banget loh, rotinya lembut,
texturnya rasanya original, dan ada toping crunchy di atasnya menambah
kenikmatan rasanya… Boleh dicoba ayo! :)
Laporan ini ditulis dari pk.10 pagi sampai jam 6 sore, belum
kelar2 juga, maklum pengen menyajikan materi sejelas2nya, supaya masyarakat
Indonesia lebih tersosialisasi dengan Ragi Alami ini, mengingat banyaknya
banyaknya bakery yang tidak menggunakan ragi alami, atau mungkin sama sekali
tidak ada yang menggunakan ragi alami ? Aku belum bisa menjawabnya, susah
memastikan, amannya ya buat sendiri aja di rumah. Roti sehat, lezat, dan mudah
dicerna dari bahan alami. Semangat yah !!! *teler + laper, cari roti Soboro
buat cemilan..yummy*
Subscribe to:
Posts (Atom)