Begitu gong Bread Week berbunyi, saya langsung menyiapkan adonan ini. Kenapa baru sekarang diposting? Karena butuh waktu setidaknya 3-4hari untuk mendapatkan cita rasa yang pas untuk roti Eropa. Kami menyukai rasa sourdough yang dihasilkan oleh waktu fermentasi yang lama. Pagi tadi saya ada kencan dengan mama dan beliau ogah membuka pintunya bila tidak dibawakan roti ;p
Resep ini adalah resep yang saya pakai telah cukup lama dan diadaptasi dari buku Jeff Hertzberg & Zoe Francois : Artisan Bread in Five Minutes. Namun resep mereka sangat asin dan fermentasi yang lama membuat rasa asinnya lebih greng. Bisa2 darting bapakku kumat. Untuk menambah serat, yup.. kami penggila makanan sehat, saya menggunakan sebagian tepung whole wheat. Penggunaan berbagai herbs menambah citarasa roti ini. Yuk kita buat..
Bahan:
Untuk 4 loaf:
480gr all purpose flour
300gr whole wheat flour
1½ tbs instant yeast
3 ¼ cup air (jangan air keran, ya)
1 tbs garam
¼ tsp rosemary, oregano, marjoram, basil, thyme (kering semua)
Cara membuat:
1--Dalam wadah plastic yang besar (jangan yg kedap udara) campur semua bahan kering, masukkan air, aduk rata.
2--Tutup dan biarkan dalam suhu ruang selama 4 jam. Setelah 4 jam masukkan dalam lemari es dan jangan diapa2kan setidaknya 3 hari. Adonan ini tahan hingga 14 hari di lemari es, semakin lama semakin maknyus dan aroma fermentasi yang dihasilkan semakin kencang, mirip tape singkong.
3--Pada hari yg diinginkan, keluarkan wadah plastiknya, ambil dengan tangan adonan sebesar ukuran grapefruit.
4--Celupkan dalam piring yang telah diisi terigu dan buat bulatan (Boule=Bola dalam bahasa prancis). Proses ini tidak boleh lebih dari 1 menit karena adonan yang terlalu banyak dipegang tangan (overworked) akan menghasilkan roti yang keras.
5--Taruh boule ditasa talenan kayu/pizza peel yang telah diberi whole wheat flour. Taburkan tepung diatasnya. Biarkan mengembang selama 45 menit.
6--Pada 10 menit terakhir saat roti sedang mengembang, masukkan pyrex/Loyang/baking stone dalam oven, nyalakan oven hingga mencapai suhu 240C.
7--siapkan loyang berisi es batu. Gunanya adalah untuk menciptakan uap dalam oven. Nantinya akan diletakkan dibawah pyrex/Loyang/baking stone.
8--Buat guratan2 dengan silet/ scalpel/ pisau yg sangat tajam ditas roti. Tujuannya selain roti terlihat cantik dan rustic, guratan tersebut akan menciptakan jalan keluar bagi uap dalam roti saat dipanggang.
9--Buka pintu oven dan masukkan roti dengan cara digeser..slide gitu keatas pyrex/Loyang/baking stone yang telah ikut panas. Masukkan Loyang berisi es kebawahnya. Tutup pintu oven dan bakar 30 menit dengan suhu 225C.
10--Setelah 30 menit matikan oven dan jangan buka pintu oven. Diamkan 7 menit sesudah itu buka pintu oven sedikit sekitar 5 menitan dan taruh roti di rak.
11--Jangan dipotong rotinya minimal 40 menit. Kenapa? Karena temperature dalam roti ini masih sangat tinggi dan di dalamnya masih ‘masak’.
Manajemen waktu untuk roti semacam ini sangat gampang karena memang tidak perlu diuleni sama sekali. Kita bermain dengan adonan berkadar air tinggi. Jadi hanya butuh sabar untuk nunggu si adonan ‘masak’. Untuk foto step by step ada di blog saya http://somamiko.blogspot.com/ 2012/10/5-minutes-no-knead- bread.html
Bila roti ini tidak memiliki bolongan-bolongan besar, berarti rotinya overworked alias saat sedang dibentuk, tekanan tangan kita terlalu besar sehingga adonannya terlalu kempis. Bisa juga terlalu banyak penggunaan tepung saat dicelup sehingga rongga roti akan padat dan bantet.
Selamat mencoba!
@amypangestu
No comments:
Post a Comment